INDRAMAYU — PERTANYAAN
Apa perbedaan antara penangguhan penahanan dengan dibebaskan? Apakah ada perbedaan antara perintah pembebasan dengan penangguhan penahanan? Atas pencerahannya diucapkan terimakasih, untuk ubklawyers dan paralegalnya semoga selalu istiqomah dalam menyampaikan kebenaran. Aamiin..
Dulmukti – Tinumpuk City
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
“INTISARI JAWABAN”
【Hukum Pidana】
𝔓𝔞𝔡𝔞 𝔡𝔞𝔰𝔞𝔯𝔫𝔶𝔞, 𝔭𝔢𝔯𝔟𝔢𝔡𝔞𝔞𝔫 𝔲𝔱𝔞𝔪𝔞 𝔞𝔫𝔱𝔞𝔯𝔞 𝔭𝔢𝔫𝔞𝔫𝔤𝔤𝔲𝔥𝔞𝔫 𝔭𝔢𝔫𝔞𝔥𝔞𝔫𝔞𝔫 𝔡𝔞𝔫 𝔭𝔢𝔪𝔟𝔢𝔟𝔞𝔰𝔞𝔫 𝔡𝔞𝔯𝔦 𝔱𝔞𝔥𝔞𝔫𝔞𝔫 𝔱𝔢𝔯𝔩𝔢𝔱𝔞𝔨 𝔭𝔞𝔡𝔞 𝔰𝔶𝔞𝔯𝔞𝔱𝔫𝔶𝔞.
𝔓𝔢𝔫𝔞𝔫𝔤𝔤𝔲𝔥𝔞𝔫 𝔭𝔢𝔫𝔞𝔥𝔞𝔫𝔞𝔫 𝔡𝔦𝔟𝔢𝔯𝔦𝔨𝔞𝔫 𝔞𝔱𝔞𝔰 𝔭𝔢𝔯𝔪𝔦𝔫𝔱𝔞𝔞𝔫 𝔱𝔢𝔯𝔰𝔞𝔫𝔤𝔨𝔞 𝔞𝔱𝔞𝔲 𝔱𝔢𝔯𝔡𝔞𝔨𝔴𝔞 𝔡𝔢𝔫𝔤𝔞𝔫 𝔭𝔢𝔯𝔰𝔢𝔱𝔲𝔧𝔲𝔞𝔫 𝔭𝔦𝔥𝔞𝔨 𝔟𝔢𝔯𝔴𝔢𝔫𝔞𝔫𝔤 𝔰𝔢𝔯𝔱𝔞 𝔪𝔢𝔪𝔞𝔱𝔲𝔥𝔦 𝔰𝔶𝔞𝔯𝔞𝔱 𝔡𝔞𝔫 𝔧𝔞𝔪𝔦𝔫𝔞𝔫 𝔱𝔢𝔯𝔱𝔢𝔫𝔱𝔲. 𝔖𝔢𝔡𝔞𝔫𝔤𝔨𝔞𝔫 𝔭𝔢𝔪𝔟𝔢𝔟𝔞𝔰𝔞𝔫 𝔡𝔞𝔯𝔦 𝔱𝔞𝔥𝔞𝔫𝔞𝔫 𝔡𝔦𝔩𝔞𝔨𝔲𝔨𝔞𝔫 𝔱𝔞𝔫𝔭𝔞 𝔰𝔶𝔞𝔯𝔞𝔱, 𝔨𝔞𝔯𝔢𝔫𝔞 𝔭𝔢𝔫𝔞𝔥𝔞𝔫𝔞𝔫 𝔱𝔢𝔯𝔥𝔞𝔡𝔞𝔭 𝔱𝔦𝔫𝔡𝔞𝔨 𝔰𝔞𝔥 𝔞𝔱𝔞𝔲 𝔱𝔦𝔡𝔞𝔨 𝔩𝔞𝔤𝔦 𝔡𝔦𝔭𝔢𝔯𝔩𝔲𝔨𝔞𝔫 𝔲𝔫𝔱𝔲𝔨 𝔨𝔢𝔭𝔢𝔫𝔱𝔦𝔫𝔤𝔞𝔫 𝔭𝔢𝔪𝔢𝔯𝔦𝔨𝔰𝔞𝔞𝔫.
𝔓𝔢𝔫𝔧𝔢𝔩𝔞𝔰𝔞𝔫 𝔩𝔢𝔟𝔦𝔥 𝔩𝔞𝔫𝔧𝔲𝔱 𝔡𝔞𝔭𝔞𝔱 𝔄𝔫𝔡𝔞 𝔟𝔞𝔠𝔞 𝔲𝔩𝔞𝔰𝔞𝔫 𝔡𝔦 𝔟𝔞𝔴𝔞𝔥 𝔦𝔫𝔦.
ULASAN SELENGKAPNYA;
Terimakasih atas pertanyaan Anda.
Penangguhan Penahanan
Sepanjang penelusuran kami, p͟e͟n͟a͟n͟g͟g͟u͟h͟a͟n͟ p͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ a͟d͟a͟l͟a͟h͟ u͟p͟a͟y͟a͟ u͟n͟t͟u͟k͟ m͟e͟m͟b͟e͟b͟a͟s͟k͟a͟n͟ t͟e͟r͟s͟a͟n͟g͟k͟a͟ a͟t͟a͟u͟ t͟e͟r͟d͟a͟k͟w͟a͟ d͟a͟r͟i͟ m͟a͟s͟a͟ p͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟n͟y͟a͟ a͟t͟a͟s͟ p͟e͟r͟m͟i͟n͟t͟a͟a͟n͟ p͟r͟i͟b͟a͟d͟i͟ s͟e͟b͟e͟l͟u͟m͟ m͟a͟s͟a͟ p͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ t͟e͟r͟s͟e͟b͟u͟t͟ b͟e͟r͟a͟k͟h͟i͟r͟ a͟t͟a͟u͟ m͟e͟n͟c͟a͟p͟a͟i͟ b͟a͟t͟a͟s͟ w͟͟a͟͟k͟͟t͟͟u͟͟n͟͟y͟͟a͟͟.
Ketentuan penangguhan penahanan diatur dalam Pasal 31 KUHAP yang berbunyi:
- Atas permintaan tersangka atau terdakwa, penyidik atau penuntut umum atau hakim, sesuai dengan kewenangan masing-masing, dapat mengadakan penangguhan penahanan dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang, berdasarkan syarat yang ditentukan;
- Karena jabatannya penyidik atau penuntut umum atau hakim sewaktu-waktu dapat mencabut penangguhan penahanan dalam hal tersangka atau terdakwa melanggar syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Dengan demikian, dapat diketahui agar seseorang dapat memperoleh penangguhan penahanan, maska harus ada:
a. permintaan dari
tersangka atau
terdakwa;
b. permintaan
penangguhan
penahanan ini
disetujui oleh
penyidik atau
penuntut umum atau
hakim yang
menahan dengan
atau tanpa jaminan
sebagaimana
ditetapkan;
c. ada persetujuan dari
tersangka/terdakwa
yang ditahan untuk
mematuhi syarat
dan jaminan yang
ditetapkan.
M. Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan (hal. 215) menjelaskan bahwa s͟a͟l͟a͟h͟ s͟a͟t͟u͟ p͟e͟r͟b͟e͟d͟a͟a͟n͟ a͟n͟t͟a͟r͟a͟ p͟e͟n͟a͟n͟g͟g͟u͟h͟a͟n͟ p͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ p͟e͟m͟b͟e͟b͟a͟s͟a͟n͟ d͟a͟r͟i͟ t͟͟a͟͟h͟͟a͟͟n͟͟a͟͟n͟͟, t͟e͟r͟l͟e͟t͟a͟k͟ p͟a͟d͟a͟ s͟͟y͟͟a͟͟r͟͟a͟͟t͟͟n͟͟y͟͟a͟͟. Faktor ini merupakan dasar atau landasan pemberian penangguhan penahanan.
S͟e͟d͟a͟n͟g͟k͟a͟n͟ d͟a͟l͟a͟m͟ t͟i͟n͟d͟a͟k͟a͟n͟ p͟͟e͟͟m͟͟b͟͟e͟͟b͟͟a͟͟s͟͟a͟͟n͟͟, d͟i͟l͟a͟k͟u͟k͟a͟n͟ t͟a͟n͟p͟a͟ s͟͟y͟͟a͟͟r͟͟a͟͟t͟͟. Menurut Yahya, penetapan syarat ini merupakan conditio sine quanon dalam pemberian penangguhan penahanan. Sehingga, t͟a͟n͟p͟a͟ a͟d͟a͟n͟y͟a͟ s͟y͟a͟r͟a͟t͟ y͟a͟n͟g͟ d͟i͟t͟e͟t͟a͟p͟k͟a͟n͟ l͟e͟b͟i͟h͟ d͟͟u͟͟l͟͟u͟͟, p͟e͟n͟a͟n͟g͟g͟u͟h͟a͟n͟ p͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ t͟i͟d͟a͟k͟ b͟o͟l͟e͟h͟ d͟͟i͟͟b͟͟e͟͟r͟͟i͟͟k͟͟a͟͟n͟͟.
Mengenai syarat penangguhan penahanan ini selanjutnya dapat kita lihat pada penjelasan Pasal 31 KUHAP yaitu, t͟͟e͟͟r͟͟s͟͟a͟͟n͟͟g͟͟k͟͟a͟͟/t͟e͟r͟d͟a͟k͟w͟a͟ w͟a͟j͟i͟b͟ l͟a͟p͟o͟r͟, t͟i͟d͟a͟k͟ k͟e͟l͟u͟a͟r͟ r͟u͟m͟a͟h͟ a͟t͟a͟u͟ k͟͟o͟͟t͟͟a͟͟. Selain itu, perlu diingat bahwa masa penangguhan penahanan dari seorang tersangka atau terdakwa tidak termasuk masa status tahanan.
Dengan adanya syarat tersebut, contohnya, seorang tahanan dapat diwajibkan untuk melapor setiap hari, satu kali dalam setiap tiga hari atau satu kali seminggu, dan sebagainya. Syarat lain yang dapat dikenakan termasuk tidak keluar rumah maupun tidak keluar kota.
Perintah Pembebasan dari Tahanan
Perintah pembebasan dari tahanan diatur Pasal 26 KUHAP sebagai berikut
- Hakim pengadilan negeri yang mengadili perkara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84, guna kepentingan pemeriksaan berwenang mengeluarkan surat perintah penahanan untuk paling lama tiga puluh hari;
- Jangka waktu sebagaimana tersebut pada ayat (1) apabila diperlukan guna kepentingan pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh ketua pengadilan negeri yang bersangkutan untuk paling lama enam puluh hari;
- Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menutup kemungkinan dikeluarkannya terdakwa dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut, jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi;
- Setelah waktu sembilan puluh hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum.
Kemudian juga diatur dalam Pasal 190 huruf b KUHAP yang menyatakan dalam hal terdakwa ditahan, pengadilan dapat memerintahkan dengan surat penetapannya untuk membebaskan terdakwa, jika terdapat alasan cukup untuk itu dengan mengingat ketentuan Pasal 30 KUHAP sebagai berikut.
- Apabila tenggang waktu penahanan sebagaimana tersebut pada Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 28 atau perpanjangan penahanan sebagaimana tersebut pada Pasal 29 ternyata tidak sah, tersangka atau terdakwa berhak minta ganti kerugian sesuai dengan ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96.
Terkait pasal-pasal di atas, M. Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali (hal. 251) menjelaskan bahwa jika Pasal 26 ayat (3) KUHAP dihubungkan dengan Pasal 190 huruf b KUHAP, dapat disimpulakn 2 alasan utama yang menjadi landasan bagi hakim atau pengadilan negeri unutuk memerintahkan pembebasan terdakwa dari tahanan, yakni:
1. Kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi
Menurut Pasal 26 KUHAP ayat (1) KUHAP, maksud pokok penahanan seorang terdakwa dalam tahap pemeriksaan sidang pengadilan adalah untuk kepentingan pemeriksaan. Jadi bertitik tolak dari hal tersebut merupakan hal yang logis untuk membebaskan terdakwa dari tahanan jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
2. Karena penahanan tidak sah
Penahanan tidak sah antara lain karena: m͟a͟s͟a͟ t͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ y͟a͟n͟g͟ d͟i͟j͟a͟l͟a͟n͟i͟ t͟e͟l͟a͟h͟ m͟e͟l͟e͟b͟i͟h͟i͟ b͟a͟t͟a͟s͟ m͟͟a͟͟k͟͟s͟͟i͟͟m͟͟u͟͟m͟͟, h͟u͟k͟u͟m͟a͟n͟ y͟a͟n͟g͟ a͟k͟a͟n͟ d͟i͟j͟a͟t͟u͟h͟k͟a͟n͟ t͟i͟d͟a͟k͟ m͟e͟l͟e͟b͟i͟h͟i͟ m͟a͟s͟a͟ t͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ y͟a͟n͟g͟ d͟͟i͟͟j͟͟a͟͟l͟͟a͟͟n͟͟i͟͟, dan sebagainya.[¹]
Perintah pembebasan dapat dilakukan pada saat:[²]
a. sejak perkara
diregister di
kepaniteraan;
b. selama pemeriksaan
di sidang
berlangsung;
c. perintah
pembebasan pada
saat putusan
dijatuhkan.
Dari uraian tentang perintah pembebasan, dapat disimpulkan bahwa:[³]
- Perintah pembebasan dilakukan hakim/Pengadilan Negeri secara ex officio atas dasar penahanan yang dilakukan terhadap terdakwa didasarkan atas alasan yang tidak sah.
- Perintah pembebasan penahanan dilakukan tanpa permintaan terdakwa, sekalipun hak ini tidak mengurangi hak terdakwa atau penasihat hukum untuk mengajukan jika mereka mempunyai dasar alasan yang sah.
- Perintah pembebasan terdakwa dari tahanan dilakukan tanpa syarat. Pembebasan dilakukan semata-mata atas alasan bahwa penahanan itu merupakan penahanan yang tidak sah atau penahanan tidak diperlukan lagi untuk kepentingan pemeriksaan.
Oleh karena itu, menjawab pertanyaan Anda, p͟e͟n͟a͟n͟g͟g͟u͟h͟a͟n͟ p͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ d͟a͟n͟ p͟e͟r͟i͟n͟t͟a͟h͟ p͟e͟m͟b͟e͟b͟a͟s͟a͟n͟ d͟a͟r͟i͟ t͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ a͟d͟a͟l͟a͟h͟ d͟u͟a͟ h͟a͟l͟ y͟a͟n͟g͟ b͟͟e͟͟r͟͟b͟͟e͟͟d͟͟a͟͟. P͟e͟n͟a͟n͟g͟g͟u͟h͟a͟n͟ p͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ d͟͟i͟͟l͟͟a͟͟k͟͟u͟͟k͟͟a͟͟n͟͟ a͟t͟a͟s͟ p͟e͟r͟m͟i͟n͟t͟a͟a͟n͟ d͟a͟r͟i͟ t͟e͟r͟s͟a͟n͟g͟k͟a͟ a͟t͟a͟u͟ t͟e͟r͟d͟a͟k͟w͟a͟ y͟a͟n͟g͟ d͟i͟s͟e͟t͟u͟j͟u͟i͟ o͟l͟e͟h͟ p͟e͟n͟y͟i͟d͟i͟k͟ a͟t͟a͟u͟ p͟e͟n͟u͟n͟t͟u͟t͟ u͟m͟u͟m͟ a͟t͟a͟u͟ h͟a͟k͟i͟m͟ y͟a͟n͟g͟ m͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ a͟t͟a͟u͟ t͟a͟n͟p͟a͟ j͟͟a͟͟m͟͟i͟͟n͟͟a͟͟n͟͟, s͟e͟r͟t͟a͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ m͟e͟m͟a͟t͟u͟h͟i͟ s͟y͟a͟r͟a͟t͟ d͟a͟n͟ j͟a͟m͟i͟n͟a͟n͟ y͟͟͟a͟͟͟n͟͟͟g͟͟͟ d͟͟i͟͟t͟͟e͟͟t͟͟a͟͟p͟͟k͟͟a͟͟n͟͟. S͟e͟d͟a͟n͟g͟k͟a͟n͟ p͟e͟r͟i͟n͟t͟a͟h͟ p͟e͟m͟b͟e͟b͟a͟s͟a͟n͟ t͟e͟r͟d͟a͟k͟w͟a͟ d͟a͟r͟i͟ t͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ p͟a͟d͟a͟ d͟a͟s͟a͟r͟n͟y͟a͟ t͟i͟d͟a͟k͟ d͟i͟s͟e͟r͟t͟a͟i͟ s͟y͟a͟r͟a͟t͟ a͟͟p͟͟a͟͟p͟͟u͟͟n͟͟. P͟e͟m͟b͟e͟b͟a͟s͟a͟n͟ i͟n͟i͟ d͟i͟l͟a͟k͟u͟k͟a͟n͟ s͟e͟m͟a͟t͟a͟-m͟a͟t͟a͟ k͟a͟r͟e͟n͟a͟ p͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ t͟e͟r͟s͟e͟b͟u͟t͟ d͟i͟a͟n͟g͟g͟a͟p͟ t͟i͟d͟a͟k͟ s͟a͟h͟ a͟t͟a͟u͟ p͟e͟n͟a͟h͟a͟n͟a͟n͟ t͟i͟d͟a͟k͟ d͟i͟p͟e͟r͟l͟u͟k͟a͟n͟ l͟a͟g͟i͟ u͟n͟t͟u͟k͟ k͟e͟p͟e͟n͟t͟i͟n͟g͟a͟n͟ p͟͟e͟͟m͟͟e͟͟r͟͟i͟͟k͟͟s͟͟a͟͟a͟͟n͟͟.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat dan dapat dijadikan pembelajaran untuk kita semua terlebih untuk penanya dan Paralegal ubklawyers pada khususnya.
D͟a͟s͟a͟r͟ H͟u͟k͟u͟m͟:
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
Artikel ini adalah pemutakhiran dari artikel dengan judul Perbedaan Penangguhan Penahanan dengan Pembebasan dari Tahanan yang dibuat oleh Sovia Hasanah, S.H. dan pertama kali dipublikasikan pada 22 Mei 2017. Dipublikasikan kedua oleh “..Hukumonline.com..” pada tanggal 21 Oktober 2025. Diteruskan oleh ubklawyers pada tanggal 27 Oktober 2025.
Seluruh Informasi Hukum yang ada di LBH-UMAR BIN KHATTAB disiapkan semata-mata untuk t͟͟͟u͟͟͟j͟͟͟u͟͟͟a͟͟͟n͟͟͟ p͟͟e͟͟n͟͟d͟͟i͟͟d͟͟i͟͟k͟͟a͟͟n͟͟, p͟e͟m͟b͟e͟l͟a͟j͟a͟r͟a͟n͟ dan b͟e͟r͟s͟i͟f͟a͟t͟ u͟m͟u͟m͟. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Pengacara, Konsultan Hukum dan/atau Paralegal UBK LAWYERS.
Sedang menghadapi permasalahan hukum? A͟j͟u͟k͟a͟n͟ p͟e͟r͟t͟a͟n͟y͟a͟a͟n͟ melalui email, telepon atau chat.👇🏼
Email:
ubklawyer@gmail.com
Telepon/Chat:
089666552118
Berkenan G͟a͟b͟u͟n͟g͟ G͟r͟o͟u͟p͟, untuk jadi bagian Keluarga Besar UBK LAWYERS. Klik link dibawah.👇🏼
I͟K͟U͟T͟I͟ W͟h͟a͟t͟s͟A͟p͟p͟ C͟h͟a͟n͟n͟e͟l͟ LBH-UMAR BIN KHATTAB. Untuk memperkaya Riset Hukum Anda, klik link dibawah.👇🏼
🇮🇩🇵🇸🇮🇩🇵🇸🇮🇩🇵🇸
#cerdashukum
#studylawtogether
#ubklawyers
