INDRAMAYU — Saat mampir di Universitas pertama sekaligus kebanggaan masyarakat Indramayu yaitu Universitas Wiralodra (Unwir) dan ketemu dengan akademisi yaitu, Dr.H Ibnu Kambali, M.Pdi yang juga Wakil Rektor 3 secara gamblang mengungkapkan ditengah hadirnya pesaing dengan munculnya sejumlah perguruan tinggi Unwir harus tetap menjadi nomor satu dan unggul di hati masyarakat Indramayu.
“Ya Unwir harus terus berbenah menata diri, dengan terus meningkatkan mutu pengajaran sehingga akan bermuara kepada kualitas lulusan. Dengan kata lain Unwir harus menjadi Universitas yang mampu mewujudkan peningkatan SDM khususnya bagi masyarakat Indramayu,” ungkapnya.
Unwir adalah Universitas tertua di Indramayu lahir 1982 harus
menjadi percontohan bagi Universitas lain dan institut serta sekolah Tinggi yang ada di wilayah Indramayu.
Terdapat 8 Fakultas dan satu sekolah Pascasarjana berdiri kokoh di dalamnya.
“Kedepan baik eksternal maupun internal Unwir ada tuntutan dan perubahan mau tidak mau harus dilaksanakan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara agar Unwir tetap eksis sebagai Universitas kebanggaan orang Indramayu.
Ada beberapa hal yang menjadikan Unwir ini tidak baik-baik saja sehingga Unwir harus berbenah diri. Pengelola Unwir sudah melakukan pembenahan hasilnya terasa dan terbukti menuai hasil. Satu contoh 10 tahun yang lalu pengelola sudah mencanangkan kalo dosen Unwir harus doktor semua, hasilnya telah menelorkan 43 doktor dan 30-an calon doktor. Ini sebuah program yang jauh- jauh hari sudah di planning, bahkan Unwir sudah menelorkan 2 0rang Profesor. Ini menunjukan sebuah prestasi yang cukup signifikan. Dimana Universitas, institut dan sekolah tinggi belum ada yang menelorkan Guru Besar atau Profesor, baru Unwir yang bisa menelorkan itu.
Tetapi prestasi yg bagus itu tidak dibarengi dengan kondisi jumlah mahasiswa.
Hal itu banyak faktor yang menjadikan berkurangnya jumlah mahasiswa yang notabene di sebabkan faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal itu disebabkan, 1. Kondisi Geografis, dimana posisi Unwir terletak di ujung yg tidak dilalui oleh Kabupaten-Kabupaten di sampingnya, 2. Faktor budaya masyarakat pinggir pantai yang rentan akan pragmatisme, mereka lebih suka ikut BLK dibanding Kuliah. Mereka lulus SLTA langsung bekerja, sehingga kuliah menjadi prioritas kedua, 3. Kondisi perekonomian yg kurang mendukung, petani merugi, bisnis sepi.
Adapun faktor Internal adalah kurang konsentrasinya pengelola dan penyelenggara dalam menjalankan roda Universitas.
Hal lain penyebab kelemahan itu adalah kurangnya legitimasi akan nilai kepercayaan masyarakat.
Untuk itu tegas Dr.H Kambali dibutuhkan reformulasi besar dengan merubah orientasi perguruan tinggi. Seperti merubah dari Akademik Orientid menjadi Research Orientid.
“Kalau selama ini dijalankan lebih pada Akademik Orientid tes masuk, bayar, kuliah, ujian, buat skripsi, ujian skripsi, wisuda, lulus dapat ijazah harus berubah pada Research Orientid meski diakui memang banyak yang harus dilakukan seperti merubah atau memperbaiki kurikulum dan kesiapan serta penyediaan kurikulum yang memadai.
“Pada konsep ini lebih banyak kuliah praktek di lapangan dibanding dengan ilmu-ilmu yang berbau teori. Maka dibutuhkan perubahan kurikulum dan ketersediaan laboratorium,” jelasnya.
Selain itu penguatan skuad pada tatanan pengelola, seperti melakukan MoU dengan perusahaan yang ada di dalam maupun luar negeri , sehingga sarjana Unwir bisa tersalurkan.
“Kampus harus disiapkan pusat karier untuk mempersiapkan lulusan yang siap pakai.
Secara internal tentunya harus dibenahi pola manajemen, peningkatan kualitas dosen dengan program beasisawa dosen untuk jenjang S 3 , terapkan transparansi dan akuntabilitas sehingga kesejahteraan dosen dan karyawan bisa tercapai,” ungkap dia.
Selain itu perlu juga marketnya, agar Unwir lebih dikenal luas di dunia pendidikan sekaligus tumbuh dan berkembang sebagai Universitas yang sehat dan maju sekalgus menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu. ( joe)
Editor: Abdul Gani
