Pemakaman Mahasiswa Polindra, Penuh
Isak Tangis Mengiringi Kepergian Korban
INDRAMAYU – Isak tangis keluarga dan warga mengiringi proses pemakaman Agung Septiadi (20 tahun), salah satu mahasiswa korban tenggelam di Sungai Cimanuk Bendungan Karet Bangkir, Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu.
Jenazah Agung dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa kelahirannya, di Desa Segeran Lor, Kecamatan Juntinyuat, Senin pagi (10/11/2025) .
Dari pantauan di lokasi, pelayat memenuhi area pemakaman untuk memberikan penghormatan terakhir. Terlihat pula anggota Polsek Juntinyuat, Polres Indramayu Aipda A. Azis hadir mewakili Polsek Juntinyuat sebagai bentuk kepedulian dan empati terhadap keluarga korban. Suasana haru pun menyelimuti ketika jenazah diturunkan ke liang lahat.
Seperti diketahui sebelumnya, Agung menjadi salah satu dari tujuh mahasiswa yang terseret arus deras saat beraktivitas di sekitar Bendungan Karet Bangkir. Setelah dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan selama dua hari, jenazah Agung akhirnya ditemukan sejauh satu kilometer dari lokasi kejadian awal pada Minggu malam (9/11/2025).
Kapolres Indramayu AKBP Mochamad Fajar Gemilang melalui Kapolsek Juntinyuat Iptu Trio Tirtana H. menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa korban.
“Kami turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhum Agung Septiadi. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” ucapnya.
Trio menjelaskan, kehadiran anggota Polsek dalam prosesi pemakaman merupakan bentuk dukungan moral serta tanggung jawab sosial Polri terhadap masyarakat.
“Kami ingin memastikan semua proses berjalan dengan tertib dan lancar, sekaligus menunjukkan bahwa kepolisian hadir bukan hanya dalam penegakan hukum, tapi juga di tengah masyarakat saat duka maupun suka,” ujarnya.
Lebih lanjut, Iptu Trio mengingatkan pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama saat beraktivitas di area sungai.
“Musim hujan sering membuat debit air naik tiba-tiba. Kami menghimbau agar masyarakat, tidak berenang atau bermain di sungai tanpa pengawasan, karena arus air bisa berubah sewaktu-waktu dan sangat berbahaya,” tegasnya.
Ia juga berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bersama agar masyarakat lebih berhati-hati dan saling mengingatkan.
“Kehilangan satu nyawa anak muda adalah kehilangan besar, apalagi bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya,” tambahnya. (Taryam)
Editor: Abdul Gani
