
CIREBON — Media sosial tengah dihebohkan oleh dugaan adanya meteor yang jatuh di wilayah Cir
ebon, Jawa Barat, pada Minggu malam (5/9/2025).
Hal ini bermula dari unggahan video viral yang memperlihatkan jatuhnya penampakan cahaya terang di langit serta rekaman api yang berkobar di dekat Tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat
Dalam video yang viral itu, terlihat kilatan cahaya melintas cepat di langit sebelum menghilang di arah barat daya.
Sementara rekaman lain memperlihatkan kobaran api membesar di area sekitar lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya benda tersebut.
Ada juga narasi yang menyebut bahwa dentuman yang ditimbulkan oleh meteor tersebut terdengar di wilayah Cirebon dan Kuningan.
Dilansir dari Antara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati tengah menelusuri laporan mengenai suara dentuman keras yang disertai kemunculan bola api terang di langit Cirebon, Jawa Barat, pada Minggu malam.
Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, mengatakan pihaknya masih mengumpulkan data awal untuk memastikan penyebab fenomena tersebut.
Fuad menjelaskan bahwa dari sisi meteorologi, suara dentuman bisa muncul karena berbagai faktor, seperti sambaran petir, aktivitas gempa bumi, maupun peristiwa longsor.
Namun, pada saat kejadian, kondisi cuaca di wilayah Cirebon dan sekitarnya dilaporkan cerah berawan.
“Biasanya suara ledakan atau getaran bisa muncul dari awan konvektif akibat sambaran petir. Berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menemukan adanya aktivitas cuaca ekstrem atau fenomena meteorologis signifikan yang dapat memicu dentuman tersebut.
Hasil pemantauan BMKG juga tidak menunjukkan adanya getaran berarti di wilayah Cirebon pada waktu yang sama.
Fuad menjelaskan bahwa fenomena yang berkaitan dengan meteor tidak termasuk dalam ranah kerja BMKG, melainkan menjadi kewenangan lembaga yang membidangi antariksa.
“Terkait fenomena meteor atau benda antariksa merupakan kewenangan lembaga yang membidanginya seperti BRIN,” tuturnya.
BMKG Kertajati saat ini masih mengumpulkan data perkembangan informasi dari berbagai sumber, termasuk laporan masyarakat, untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Dari hasil pantauan sementara belum mencatat adanya aktivitas meteorologis di wilayah kabupaten Cirebon pada waktu kejadian citra satelit menunjukkan kondisi langit dalam keadaan cerah berawan.
Peneliti ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Professor Thomas Jamaluddin menyimpulkan cahaya dan dentuman diwilayah Cirebon pada Minggu (5)10/2025) sekira pukul 18.35 WIB adalah meteor yang jatuh di Laut Jawa.
“Saya menyimpulkan itu adalah meteor yang cukup besar yang melintas memasuki wilayah Cirebon dan Kuningan yang jatuh di Laut Jawa dan suara dentuman yang terdengar cukup keras terdeteksi adanya getaran oleh BMKG (ACJM) pada pukul 18.35,” jelas Thomas.
Hingga saat ini BMKG belum dapat disimpulkan soal sumber suara dentuman dan juga cahaya yang dilihat warga
(Taryam).
Editor: Abdul Gani