INDRAMAYU — Banjir setinggi sekitar 80 cm merendam wilayah Desa Bunder, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Selasa (18/11/2025). Bencana banjir ini dipicu luapan air dari sungai Asin yang mengalir deras ke area pemukiman warga setempat. Kini air sudah mulai surut.
Hingga pukul 21.00 WIB genangan air masih menutup sebagian ruas jalan dan masuk ke dalam rumah warga. Di salah satu rumah, ketinggian air bahkan mencapai ketinggian sekitar 50 cm.
Salah satu warga terdampak bernama Warji (65 tahun), menceritakan detik-detik banjir datang dan mulai masuk ke rumahnya sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu, dirinya sedang tertidur lelap terkejut dan baru tersadar ketika tangannya terasa basah.
“Mungkin datangnya air waktu saya sedang tidur lelap dilantai, Saya terkejut sebab tangan saya basah dan ternyata sekeliling kami sudah banjir, ” ujarnya.
Warji mengaku hanya sempat menyelamatkan pakaian sebelum air terus meninggi. Kondisi rumahnya yang sudah tua membuat sebagian tembok bangunan ikut roboh.
“Ya saya pasrah saja. Rumah tua kena banjir, campur angin, hujannya gede, tembok pun pada jebol,” katanya.
Sementara, Kepala Desa Bunder, Dedi, mengatakan banjir di wilayahnya kerap terjadi karena kondisi tanah yang rendah. Selain itu, air kiriman dari wilayah selatan juga sering memicu luapan dari sungai Asin.
“Bagi masyarakat di sini, banjir sudah seperti tradisi karena sering terjadi. Kejadian hari ini air mulai masuk ke pemukiman sekitar jam tiga pagi,” papar Dedi.
Mengetahui itu, perangkat desa setempat langsung terjun ke lapangan melakukan pertolongan kepada warga.
“Kami keliling lokasi, melakukan dokumentasi, mendata, dan menghubungi pihak kecamatan,” katanya.
Dedi. menambahkan, sekitar 80 rumah terdampak banjir akibatnya, sejumlah warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat karena air sudah masuk ke dalam rumah dari celah-celah yang langsung ke lantai bangunan.
“Yang mengungsi itu beberapa rumah, terutama yang airnya sudah tinggi,” ujarnya.
Pihak kecamatan, Koramil, dan Polsek pun akhirnya datang ke tempat itu karena laporan Dedi, untuk meninjau lokasi banjir serta memastikan situasi di lapangan. Meski begitu, ia menilai perlunya pembangunan tanggul sebagai solusi jangka panjang agar luapan dari sungai Asin tidak kembali merendam permukiman.
“Kami berharap bisa dibangun tanggul agar air dapat tertahan dan tidak lagi masuk ke pemukiman,” ujar dia.
Masih dikatakan Dedi pemantauan dilakukan secara berkala untuk memastikan ketinggian air benar-benar menurun, sekaligus mengantisipasi banjir susulan maupun potensi luapan kembali dari sungai Asin, tutupnya. (Maulana)
