
Oleh: Suhaeli Nawawi, Pembina YWI
Pendahuluan
INDRAMAYU — Lebah (Apis mellifera) adalah salah satu makhluk kecil yang paling kompleks dalam tatanan ekologis bumi. Al-Qur’an menempatkan lebah dalam posisi istimewa dengan menyebutnya secara eksplisit dalam QS An-Naḥl [16]: 68–69, yang bukan hanya menggambarkan perilaku biologisnya, tetapi juga menyingkap pola komunikasi, orientasi ruang, dan sistem sosialnya. Ayat ini menjadi contoh sempurna bagaimana wahyu ilahi dan ilmu empiris saling melengkapi dalam menjelaskan fenomena kehidupan.
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.’ Kemudian makanlah dari segala macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu.’ Dari perutnya keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.”
— (QS An-Naḥl [16]: 68–69)
1.Wahyu dan Pola Kecerdasan Lebah
Kata “awḥā rabbuka ilā an-naḥl” (Tuhanmu mewahyukan kepada lebah) menandakan adanya petunjuk instingtif yang bersifat ilham, bukan wahyu kenabian. Dalam tafsir klasik, Al-Rāzī menafsirkan “wahyu” di sini sebagai ilham gharīzī, yakni dorongan bawaan yang ditanamkan Allah agar lebah mengetahui apa yang mesti dikerjakan tanpa belajar secara sadar.[^1]
Ilham ini kini dapat dipahami dalam konteks neuroetologi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara sistem saraf dan perilaku hewan.
Penelitian modern menunjukkan bahwa lebah memiliki kemampuan navigasi spasial luar biasa melalui sistem visual kompleks di otaknya yang kecil (sekitar 960.000 neuron). Lebah dapat mengenali pola bunga, mengingat rute terbang, dan bahkan menari (waggle dance) untuk mengkomunikasikan lokasi sumber nektar kepada lebah lain. Semua ini menunjukkan mekanisme kognitif kolektif yang bekerja seperti “kecerdasan terdistribusi” — suatu bentuk swarm intelligence yang kini menjadi inspirasi algoritma kecerdasan buatan (AI).[^2]
2.Adaptasi Habitat: Bukit, Pohon, dan Rumah Manusia
Ayat tersebut menyebut tiga lokasi utama tempat lebah membuat sarang:
(1) bukit-bukit, (2) pohon-pohon, dan (3) tempat yang dibikin manusia (mimmā yaʿrishūn).
Setiap lokasi menggambarkan adaptasi ekologis yang berbeda:
1.Tempat: Bukit-bukit
- Karakteristik Ekologi: Kondisi lembab, gua alami, dan rongga batu; suhu relatif stabil.
- Jenis Lebah yang Relevan: Apis dorsata (lebah liar Asia)
2.Tempat: Pohon-pohon
•Karakteristik Ekologis: Ruang terbuka dengan sumber nektar dekat; suhu fluktuatif.
•Jenis Lebah yang Relevan: Apis cerana (lebah hutan tropis)
3.Tempat: Rumah manusia
•Karakteristik Ekologi: Lingkungan termodifikasi; adaptasi dengan struktur buatan (sarang kotak). •Jenis Lebah yang Relevan: Apis mellifera (lebah ternak Eropa)
Dalam ekologi modern, ketiga lokasi tersebut menunjukkan kemampuan lebah memanfaatkan gradien topografi dan mikroklimat untuk mengatur kestabilan sarang, melindungi larva, serta mengoptimalkan produksi madu.
Fenomena ini dapat disebut sebagai bentuk “kecerdasan ekologis” — kesesuaian perilaku dengan dinamika lingkungan, sebagaimana “jalan yang dimudahkan” (subula rabbiki dhululan) dalam ayat itu.
3. Jalan yang Dimudahkan: Dimensi Biofisika dan Teologis
Frasa “faslukī subula rabbiki dhululan” (tempuhlah jalan Tuhanmu yang dimudahkan bagimu) menarik karena mengandung makna ketundukan biologis terhadap hukum-hukum penciptaan (sunnatullah). Dalam tafsir Ibn ʿĀsyūr, “jalan” di sini meliputi segala sistem dan pola hidup yang sudah ditetapkan Allah bagi makhluk hidup untuk mencapai tujuan eksistensinya.[^3]
Secara ilmiah, hal ini bisa dipahami sebagai konsep biofisika sistemik:
Lebah terbang mengikuti jalur magnetik bumi dan posisi matahari sebagai penunjuk arah.
Metabolisme lebah beradaptasi dengan suhu tubuh koloni; mereka menggetarkan otot dada untuk menjaga suhu 35°C di dalam sarang, sebuah bentuk termoregulasi sosial.
Produksi madu merupakan hasil reaksi biokimia dari nektar melalui enzim invertase dan glukosa oksidase, yang bekerja dalam kondisi kelembapan dan suhu optimal.
Keterpaduan ini mencerminkan bahwa “jalan yang dimudahkan” bukan sekadar kiasan spiritual, tetapi hukum kausalitas biologis yang disusun dengan presisi kosmik — bukti kebijaksanaan Ilahi dalam sistem kehidupan.
4. Dari Lebah ke Manusia: Pelajaran Ekologis dan Etis
Lebah tidak hanya menghasilkan madu, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem melalui proses penyerbukan (pollination). Sekitar 70% tanaman pangan dunia bergantung pada aktivitas lebah. Jika populasi lebah menurun, keseimbangan ekologis dan ketersediaan makanan manusia pun terancam.
Krisis lebah akibat pestisida dan perubahan iklim menjadi peringatan keras terhadap keserakahan manusia yang mengabaikan amanah khalifah di bumi.
Dengan demikian, lebah mengajarkan manusia:
1.Disiplin sosial — koloni lebah bekerja berdasarkan pembagian tugas yang efisien.
2.Keseimbangan ekologis — setiap aktivitasnya selaras dengan lingkungan.
3.Spiritualitas ilmiah — memahami hukum alam sebagai jalan mengenal Tuhan.
Kesimpulan
Kajian atas lebah dari perspektif Al-Qur’an dan sains menunjukkan bahwa makhluk ini tidak hanya mengandung keajaiban biologis, tetapi juga pesan teologis mendalam tentang keteraturan dan ketaatan terhadap hukum ilahi.
Lebah menempuh “jalan Tuhan” melalui keteraturan sistem saraf, perilaku sosial, dan adaptasi ekologis yang sempurna.
Bagi manusia, mempelajari lebah adalah meneladani prinsip bahwa ketaatan terhadap hukum alam sejatinya adalah bentuk ketaatan kepada Pencipta hukum itu sendiri.
Daftar Pustaka
[^1]: Fakhr al-Dīn al-Rāzī, Mafātīḥ al-Ghayb, juz 20, tafsir QS An-Naḥl: 68.
[^2]: See Thomas D. Seeley, Honeybee Democracy (Princeton University Press, 2010).
[^3]: Ibn ʿĀsyūr, Al-Taḥrīr wa al-Tanwīr, vol. 14, p. 243.
Harun Yahya, The Miracle in the Honeybee (Global Publishing, 2004).
Karl von Frisch, The Dancing Bees: An Account of the Life and Senses of the Honey Bee (Harcourt, 1954).
Qurṭubī, Al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān, tafsir QS An-Naḥl: 68–69.
Akhir kalam, والله اعلم بالصواب